RELASI MAKNA
Dalam setiap bahasa, termasuk bahasa
Indonesia, seringkali kita temui adanya hubungan kemaknaan atau relasi
semantik antara sebuah kata atau satuan
bahasa lainnya lagi. Hubungan atau relasi kemaknaan ini mungkin menyangkut hal
:
- kesamaan makna ( sinonimi ),
- kebalikan makna ( antonim ),
- kegandaan makna ( hiponimi ),
- kelainan makna ( homonimi ),
- kelebihan makna ( redundansi ), dan
- bermakna ganda ( ambiguitas ).
ANTONIMI
DAN OPOSISI
Ada beberapa pengertian tentang
antonimi
- Kata antonim berasal dari kata Yunani kuno, yaitu onoma yang artinya ‘ nama ‘ dan anti yang artinya ‘ melawan ‘ . Maka secara harfiah antonim berarti ‘ nama lain untuk benda lain pula. Secara semantik , Verhaar ( 1978 ) mendefenisikan sebagai : Ungkapan ( biasanya berupa kata, tetapi dapat pula dalam bentuk frase atau kalimat ) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna ungkapan lain.
Contoh
:
Kata
bagus berantonim dengan kata buruk, maka kata buruk juga berantonim dengan kata bagus.
2.
Antonim adalah lawan kata
Namun fonem / a / tidak berlawanan
dengan fonem / i /
Kata
baik berlawanan dengan buruk, tetapi yang berlawanan adalah maknanya.
Sama
halnya kata yang bersisonim, kata yang berantonim pun tidak mutlak berlawanan.
Menurut Verhaar melalui sinaga ( 2009 : 80 )
kata putih tidak berlawanan dengan kata hitam. Sebab kata putih juga berlawanan dengan kata
kuning dan sebagainya. Verhaar menggantikan kata antonim dengan kata oposisi
sehingga mencakup pengertian betul- betul berlawanan sampai yang hanya berisfat
kebalikan seperti kata putih diatas.
3.
Menurut Keraf ( 2009 : 39 ) Istilah
antonim dipakai untuk menyatakan’ lawan makna’
Sedangkan
kata yang berlawanan disebut antonim. Seringkali antonim dianggap sebagai
lawan kata dari sinonim , namun anggapan
itu sangat menyesatkan. Antonimi adalah relasi antar makna tang wujud logisnya
sangat berbeda atau bertentang :
Contoh
:
- Benci – cinta
- Panas – dingin
- Timur – barat
- Suami – istri
Berdasarkan
sifatnya oposisi dibagi menjadi lima macam
- Oposisi Mutlak
- Oposisi Kutub
- Oposisi Hubungan
- Oposisi Hierarkial
- Oposisi Majemuk
Dalam
pembahasan ini menjelaskan tentang oposisi mutlak
- Oposisi mutlak : oposisi secara mutlak hanya pada kata , misalnya hidup dan mati, antara hidup dan mati terdapat batas yang mutlak sebab sesuatu yang hidup tentu tidak ( belum ) mati, sedangkan sesuatu yang mati tentu sudah tidk hidup lagi. Ciri oposisi ini adalah penyangkalan terhadap kata yang satu dengan kata yang satu dengan kata yang lain. Contoh Kondisi sekarang antara hidup dan mati.